Ayat-ayat Al Qur'an

Senin, 11 April 2011

Detik-detik bertemu Allah SWT

Rosulullah saw bersabda, "Ketika mereka dalam keadaan demikian itu, juru panggil disurga menyampaikan mengumumkan yang suaranya terdengar oleh para penghuni bagian bawah maupun bagian atas. Juru panggil itu mengumumkan, "Wahai para penghuni surga, apakah kamu semua senang dengan tempat tinggal kamu?". Mereka semua menjawab, "Ya, demi ALLAH, kami senang dengan tempat tinggal yang telah diberikan oleh Tuhan kami. Kami tidak ingin pindah atau ganti. Kami senang berdekatan dengan Tuhan kami. Ya ALLAH, kami mendengar juru panggil-MU mengumumkan, dan kami telah menjawabnya dengan benar. Ya ALLAH sesungguhnya kami ingin melihat wajah ENGKAU, maka perlihatkanlah kepada kami, sesungguhnya melihat wajah-MU merupakan pahala bagi kami yang paling utama"

Beliau saw bersabda, "Ketika itu, ALLAH SWT memerintahkan kepada surga yang menjadi tempat tinggalnya yang bernama Darussalam, 'Ambillah perhiasanmu, berhiaslah, bersiap-siaplah untuk menyambut kedatangan para hamba-KU". Surga Darussalam ketika mendengar perintah Tuhannya segera melaksanakan perintah-NYA. Dia mengambil perhiasannya dan bersiap-siap menyambut kedatangan para hamba yang hendak menziarahi ALLAH SWT. Kemudian ALLAH SWT memerintahkan kepada salah seorang malaikat, "Panggillah hamba-hamba-KU untuk menziarahi-KU"". (al-Ghunyah; Syaikh ABdul Qadir Jailani, 2010)

Rabu, 10 Februari 2010

Alasan MUI meng-Haramkan Valentine Day

Sebelum kita beranjak pada fatwa haram tentang perayaan Hari Valentine ada baiknya kita pahami dulu apa sih Valentines Day itu?Menurut Wikipedia Hari Valentine atau Valentine’s Day yang jatuh pada tanggal 14 februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat. Asal-muasalnya yang gelap sebagai sebuah hari raya Katolik Roma didiskusikan di artikel Santo Valentinus.

Ada golongan yang sangat anti terhadap hari Valentine namun ada beberapa golongan yang setuju pelaksanaan Valentine day didalam kehidupan keluarga maupun masyarakat. Menilik sejarah singkat Valentine day adalah sebuah penghormatan terhadap seorang yang bernama Valentine yang melakukan penolakan kebijakan Claudius II kala itu. Kebijakan Claudius II adalah melarang prajurit untuk menikah agar mendapatkan prajurit yang handal ketika perang karena tidak terbebani dengan masalah cinta dan keluarga, namun Valentine tetap menikahkan pasangan yang ingin menikah dan mengikat janji suci.Akibat perbuatannya ia harus dipenjara dan dijatuhi hukuman mati. Namun sebelum dijatuhi hukuman mati, Valentine sempat menulis surat kepada gadis pujaannya yang terkenal sampai sekarang dengan judul “From Your Valentine”.

Beberapa golongan yang anti dan menolak Valentine day beranggapan bahwa itu adalah budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya timur dan memperingati hari Valentine itu sama saja dengan memberikan penghormatan terhadap seseorang yang tidak sesuai dengan agama yang dianutnya. Namun bagi yang setuju dengan Valentine Day berpendapat bahwa hari valentine bukan terfokus pada penghormatan seseorang namun keberadaan kasih sayang dan cinta sejati yang patut mendapat apresiasi.

Sekarang terserah pendapat masing-masing.

MUI Sumsel : Valentine bukan budaya Indonesia

"Itu tidak sesuai dengan budaya Indonesia, kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatra Selatan, KHM Sodikun di Palembang, Selasa (9/2).

Bangsa Indonesia memiliki budaya yang baik sehingga itu perlu terus dijaga. Sementara perayaan Valentine bisa mengumbar hawa nafsu, dan itu amat dilarang.

Menurutnya, Valentine adalah budaya dari luar negeri. Bahkan perayaan itu juga menyembah dewa sehingga MUI menilainya haram.

"Kebudayaan bangsa perlu terus dibangun dan dilestarikan karena itu untuk mengantisipasi budaya dari luar yang belum tentu cocok dengan bangsa Indonesia," ujarnya.

Oleh karena itu perayaan Valentine tidak dianjurkan di Sumatera Selatan karena tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Selain itu, juga diperkirakan dapat merusak tantanan agama Islam karena nilai-nilainya banyak bertentangan. [*/bar]

Hukum Memperingati Valentine’s Day

Valentine’s Day sebenarnya, bersumber dari paganisme orang musyrik,penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor kuffar. Bahkan tak adakaitannya dengan “kasih sayang”, lalu kenapa kita masih juga menyambutHari Valentine ? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat? Atauhanya ikut-ikutan semata tanpa tahu asal muasalnya?

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahuitentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanyaakan diminta pertangggungjawabannya” (Al Isra' : 36).

Sebelum kita terjerumus pada budaya yang dapat menyebabkan kitatergelincir kepada kemaksiatan maupun penyesalan, kita tahu bahwa acaraitu jelas berasal dari kaum kafir yang akidahnya berbeda dengan ummatIslam, sedangkan Rasulullah bersabda: Diriwayatkan dari Abu Saidal-Khudri Radiyallahu 'anhu : Rasulullah bersabda: "Kamu akan mengikutisunnah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demisehasta. Sampai mereka masuk ke dalam lubang biawak kamu tetapmengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, apakah yang kamumaksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani?Rasulullah bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi?" ( HR. Bukhori danMuslim ).

Pertanyaan : Sebagian orang merayakan Yaum Al-Hubb (Hari Kasih Sayang)pada tanggal 14 Februari [bulan kedua pada kalender Gregorian kristen /Masehi] setiap tahun, diantaranya dengan saling-menghadiahi bunga mawarmerah. Mereka juga berdandan dengan pakaian merah (merah jambu,red),dan memberi ucapan selamat satu sama lain (berkaitan dengan hari tsb).

Beberapa toko-toko gula-gula pun memproduksi manisan khusus - berwarnamerah- dan yang menggambarkan simbol hati/jantung ketika itu (simbollove/cinta, red). Toko-tokopun tersebut mengiklankan yang barang-barangmereka secara khusus dikaitkan dengan hari ini. Bagaimana pandangansyariah Islam mengenai hal berikut :

1. Merayakan hari valentine ini ?
2. Melakukan transaksi pembelian pada hari valentine ini?
3. Transaksi penjualan – sementara pemilik toko tidak merayakannya –dalam berbagai hal yang dapat digunakan sebagai hadiah bagi yang sedangmerayakan?
Semoga Allah memberi Anda penghargaan dengan seluruh kebaikan !

Jawaban : Bukti yang jelas terang dari Al Qur’an dan Sunnah - dan iniadalah yang disepakati oleh konsensus ( Ijma') dari ummah generasi awalmuslim - menunjukkan bahwa ada hanya dua macam Ied (hari Raya) dalamIslam : ' Ied Al-Fitr (setelah puasa Ramadhan) dan ' Ied Al-Adha(setelah hari ' Arafah untuk berziarah).

Maka seluruh Ied yang lainnya - apakah itu adalah buatan seseorang,kelompok, peristiwa atau even lain – yang diperkenalkan sebagai hariRaya / ‘Ied, tidaklah diperkenankan bagi muslimin untuk mengambilbagian didalamnya, termasuk mengadakan acara yang menunjukkansukarianya pada even tersebut, atau membantu didalamnya – apapunbentuknya – sebab hal ini telah melampaui batas-batas syari’ah Allah:

وَتِلْكَ حُدُودُاللَّهِ وَمَن يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ
Itulah hukum-hukum Allah dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukumAllah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinyasendiri. [ Surah At-Thalaq ayat 1]

Jika kita menambah-nambah Ied yang telah ditetapkan, sementara faktanyabahwa hari raya ini merupakan hari raya orang kafir, maka yang demikiantermasuk berdosa. Disebabkan perayaan Ied tersebut meniru-niru(tasyabbuh) dengan perilaku orang-orang kafir dan merupakan jenisMuwaalaat (Loyalitas) kepada mereka. Dan Allah telah melarang untukmeniru-niru perilaku orang kafir tersebut dan termasuk memilikikecintaan, kesetiaan kepada mereka, yang termaktub dalam kitab Dzatyang Maha Perkasa (Al Qur’an). Ini juga ketetapan dari Nabi(Shalallaahu ` Alaihi wa sallam) bahwa beliau bersabda : “Barangsiapameniru suatu kaum, maka dia termasuk dari kaum tersebut”.

Ied al-Hubb (perayaan Valentine's Day) datangnya dari kalangan apa yangtelah disebutkan, termasuk salah satu hari besar / hari libur dari kaumpaganis Kristen. Karenanya, diharamkan untuk siapapun dari kalanganmuslimin, yang dia mengaku beriman kepada Allah dan Hari Akhir, untukmengambil bagian di dalamnya, termasuk memberi ucapan selamat (kepadaseseorang pada saat itu). Sebaliknya, adalah wajib untuknya menjauhidari perayaan tersebut - sebagai bentuk ketaatan pada Allah danRasul-Nya, dan menjaga jarak dirinya dari kemarahan Allaah danhukumanNya.

Lebih-lebih lagi, hal itu terlarang untuk seorang muslim untuk membantuatau menolong dalam perayaan ini, atau perayaan apapun juga yangtermasuk terlarang, baik berupa makanan atau minuman, jual atau beli,produksi, ucapan terima kasih, surat-menyurat, pengumuman, dan lainlain. Semua hal ini dikaitkan sebagai bentuk tolong-menolong dalam dosaserta pelanggaran, juga sebagai bentuk pengingkaran atas Allah danRasulullah. Allaah, Dzat yang Maha Agung dan Maha Tinggi, berfirman:

وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَىالإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ شَدِيدُالْعِقَابِ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa,dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Danbertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.[Surah al-Maa.idah, Ayat 2]
Demikian juga, termasuk kewajiban bagi tiap-tiap muslim untuk memegangteguh atas Al Qur’an dan Sunnah dalam seluruh kondisi - terutama saatterjadi rayuan dan godaan kejelekan. Maka semoga dia memahami dan sadardari akibat turutnya dia dalam barisan sesat tersebut yang Allah murkapadanya (Yahudi) dan atas mereka yang tersesat (Kristen), sertaorang-orang yang mengikuti hawa nafsu diantara mereka, yang tidak punyarasa takut - maupun harapan dan pahala - dari Allah, dan atassiapa-siapa yang memberi perhatian sama sekali atas Islam.

Maka hal ini sangat penting bagi muslim untuk bersegera kembali kejalan Allah, yang Maha Tinggi, mengharap dan memohon Hidayah Nya(Bimbingan) dan Tsabbat (Keteguhan) atas jalanNya. Dan sungguh, tidakada pemberi petunjuk kecuali Allaah, dan tak seorangpun yang dapatmenganugrahkan keteguhan kecuali dariNya.

Dan kepada Allaah lah segala kesuksesan dan semgoa Allaah memberikansholawat dan salam atas Nabi kita ( Shalallaahu ` Alaihi wa sallam)beserta keluarganya dan rekannya.

Sabtu, 23 Januari 2010

Rahasia waktu subuh

Diantara waktu-waktu istimewa yang diciptakan Allah SWT untuk muslim adalah saat subuh. Di dalamnya terkandung banyak keberkahan. Bergitu mulianya waktu subuh, Rasulullah SAW secara khusus berdo’a. “Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun subuh,” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).

Dr. Khalid Ahmad Abu Syadi dalam bukunya Bisnis Yang Tak Pernah Rugi : Tips Meraih Kebahagiaan Dunia Akhirat dan Dr. Raghib As-Sirjani dalam bukunya “Misteri Sholat Subuh” menuliskan beberapa keberkahan yang akan didapat bila seorang Muslim melaksanakan sholat subuh berjamaah.

Pahalanya sebanding dengan melakukan qiyamul lail sepanjang malam. Bangun dari tidur, lalu memenuhi panggilan adzan dan mengerjakan sholat bersama dengan orang-orang yang beriman, pahalanya sama dengan mengerjakan qiyamul lail sepanjang malam.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa sholat Isya’ berjamaah, maka seakan-akan dia melakukan qiyamul lail tengah malam dan barang siapa sholat subuh berjama’ah maka seakan-akan dia melakkan sholat sepanjang malam.” (HR. Imam Ahmad dan Imam Muslim melalui Utsman bin Affan).

Cahaya di hari kiamat. Sholat subuh merupakan sumber dari segala sumber cahaya di hari kiamat. Di hari itu, semua sumber cahaya di dunia akan padam. Matahari akan digulung dan bintang-bintang pun berjatuhan, sebagaimana firman Allah : “Apabila matahari digulung. Dan apabila bintang-bintang berjatuhan.” (QS. At-Takwir : 1-2).

Manusia dibangkitkan dalam keadaan gelap gulita. Gelap yang berlipat ganda. Saat itu, manusia membutuhkan cahaya supaya bisa meraba jalannya, agar bisa melewati kumpulan orang-orang yang begitu banyak jumlahnya. Tatkala melewati Sirath (jembatan akhirat), cahaya sangat dibutuhkan.

Rasulullah mengabarkan dalam sebuah sabdanya tentang cahaya yang dapat menyinari seorang Muslim saat kiamat nanti. Sumber cahaya itu berasal dari sholat subuh yang dikerjakan berjamaah. “Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan ke masjid di kegelapan malam bahwa mereka akan beroleh cahaya yang sempurna di hari kiamat.” (HR. Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah di dalam kitab shahihnya, dan Imam Hakim).

Dalam hadits di atas, Rasulullah menegaskan barang siapa yang berjalan di kegelapan malam menuju tempat sholat (masjid) maka makin besarlah cahayanya dan sinarnya makin luas pada hari kiamat. Orang mukmin megetahui bahwa menjalani kegelapan di dunia ini imbalannya adalah cahaya di akhirat. Berjalan di kegelapan malam menuju masjid tiada lain menabungkan cahaya baginya yang menerangi jalannya di atas Shirath sehingga ia dapat menyeberanginya sampai ke surga.

Masuk surga. Rasulullah bersabda “Barang siapa yang mengerjakan sholat bardain akan masuk surga.” (Fathul Bari). Dalam hadits lain Nabi bersabda, “Barang siapa yang sholat dua waktu yang dingin maka akan masuk surga.” (HR. Bukhari).

Yang dimaksud sholat bardain adalah sholat subuh dan ashar. Ibnu Hajar mengatakan dalam kitab al-Fath bahwa kedua sholat ini disebut bardain karena keduanya dikerjakan pada waktu sejuk siang hari dan berada di tepi siang hari, yaitu saat udara sejuk dan panas matahari melemah.

Pada kedua waktu ini, mausia cenderung beristirahat dan tidur, yang membuatnya malas untuk melakukan aktifitas. Sehubungan dengan kenyataan ini, Nabi Muhammad SAW memberikan semangat dengan menyampaikan berita gembira yang besar. Sekan-akan Rasulullah bersabda bahw asurga diturunkan kepadamu melalui dua waktu yang berharga ini. Karena itu hadirilah olehmu pembagian ini agar kamu mendapat bagian darinya dan lepaskanlah anak-anak panahmu di saat pertepuran niscaya kamu akan memperoleh ghanimahnya. Janganlah kamu tetap berada di tempat bersama orang-orang yang duduk. Bila kamu tetap duduk-duduk kamu akan binasa.

Laporan pengawasan. Sesungguhnya setiap muslim mempunyai janji dengan Allah tiap hari, yaitu pada sholat subuh dan sholat Ashar. Di antara kedua sholat itu, malaikat memberikan laporan kepada Allah tentang ibadah kaum muslimin. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Malaikat malam hari dan malaikat siang hari silih berganti kepadamu. Mereka berkumpul dalam sholat subuh dan sholat Ashar. Malaikat yang semalam bersamamu naik, lalu Tuhan menanyai mereka, padahal Dia lebih mengetahui daripada mereka, ‘Bagaimanakan keadaan hamba-hamba-Ku saat kamu tinggalkan?’ Mereka menjawab, ‘Kami tinggalkan mereka dalam keadaan tengah sholat dan kami datangi mereka dalam keadaan tengah sholat.” (HR. Syaikhain melalui Abu Hurairah).

Sholat sunnah yang lebih mulia daripada seisinya. Sholat fajar yaitu sholat sunnah sebelum subuh merupakan sholat sunnah yang paling banyak pahalanya dibandingkan dengan sholat sunnah lainnya. Rasulullah mengistimewakannya dengan pahala yang begitu besar sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Aisyah : “Dua raka'at fajar (sholat sunnah sebelum subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Muslim).

Bekal dunia dan akhirat. Karena waktu yang mengiringi sholat subuh merupakan waktu yang mengandung banyak keberkahan. Nabi Muhammad SAW menganjurkan agar waktu itu digunakan untuk menyibukkan diri dengan berdzikir. Seusai mengerjakan sholat subuh. Rasulullah selalu berdzikir kepada Allah SWT hingga matahari terbit, kemudian beliau sholat Dhuha dua raka'at, sebagaimana sabdanya, “Barangsiapa yang ikut sholat fajar berjamaah di masjid kemudian duduk berdzikir mengingat Allah SWT sampai matahari terbit, lalu mengerjakan sholat dua rakaat, maka baginya pahala bagaikan orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah dengan sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi).

Dibukakan pintu rezeki. Keberkahan subuh juga membuka pintu-pintu rezeki-Nya yang telah dihamparkan di hari itu. Sebab itu, Allah SWT menyerukan kaum muslimin untuk menyambut rezeki-Nya dengan segera bangun pagi.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Baihaqi, diceritakan bahwa ketika Rasulullah SAW pulang dari sholat subuh di masjid Nabawi, beliau mendapati putrinya Siti Fatimah masih tidur-tiduran. Dengan penuh kasih sayang lantas beliau menggerakkan badan putrinya itu sembari berkata, “Wahai anakku, bangunlah, saksikan rezeki Tuhanmu dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai karena Allah membagikan rezeki kepada hamba-Nya antara terbit fajar dengan terbit matahari.”

Memperoleh kesehatan dan kesegaran. Keberkahan lain yang dipetik oleh orang yang bangun subuh adalah sehat. Hal ini, menurut majalah al Mujtama, Kuwait disebabkan oleh banyak faktor, antara lain : udara pada waktu subuh mengandung kadar gas ozon dalam presentase yang lebih pekat kemudian menipis secara bertahap seiring dengan terbitnya matahari. Gas ozon ini diserap oleh urat-urat syaraf tubuh dan memberikan stimulan kepadanya sehingga otak dan otot dapat bekerja secara optimal, presentase sinar ultra violet pada pagi hari relatif lebih kuat. Sinar ini merangsang kulit tubuh untuk membuat vitamin D yang berguna untuk tulang, sebagaimana sinar infra merah mempunyai pengaruh yang membangkitkan kesadaran dan presentase cortison yang terkandung di dalam darah relatif makin tinggi pada waktu subuh dan kadarnya makin merendah secara relatif di petang hari.

Melihat Allah di akhirat. Tiada suatu nikmat pun yang diberikan Allah kepada ahli surga yang lebih disukai oleh mereka daripada memandang wajah Allah yang Maha Mulia. Kemuliaan ini hanya didapat oleh ahli sholat sunnah fajar, sebagaimana yang diberitakan oleh Nabi Muhammad SAW melalui sabdanya, “Ingatlah, sesungguhnya kalian akan melihat Tuhan kalian bagaikan kalian melihat bulan ini, kalian tidak terdesak-desak saat melihatnya. Jika kalian mampu meraih kesempatan dengan mengerjakan sholat (sunnah) sebelum matahari terbit dan sebelum tenggelam, kerjakanlah!”.
Rasulullah lalu menyampaikan firman Allah, “… dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu malam hari (sebelum matahari terbit) dan pada waktu-waktu siang hari (sebelum matahari terbenam) supaya kamu merasa senang.” (QS. Thaha : 13).

Jumat, 22 Januari 2010

Manfaat Berwudhu itu.....

Rasulullah bersabda, "Barangsiapa berwudhu dengan membaguskan wudhu'nya, maka keluarlah dosa-dosanya dari kulitnya sampai dari kuku jari-jemarinya". HR. Muslim.


Rasulullah bersabda, "Sungguh ummatku akan diseru pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya karena bekas wudhu'nya, (Abu Hurairah menambahkan) maka siapa yang mampu melebihkan panjang sinar pada tubuhnya, maka lakukanlah. (HR. Bukhari dan Muslim).

Ilmu kontemporer menetapkan -setelah melalui percobaan mikroskopi terhadap tumbuhnya mikroba pada orang yang berwudhu' secara teratur dan juga kepada yang tidak teratur- bahwasannya orang yang selalu berwudhu maka mayoritas hidung mereka menjadi bersih, tidak terdapat berbagai mikroba. Oleh karena itu, adanya mikroba yang menempel pada mereka hilang sama sekali ketika mereka membersihkan hidung, dibandingkan dengan orang yang tidak berwudhu' maka tumbuh pada hidung mereka berbagai mikroba dalam jumlah yang besar yang termasuk jenis mikroba berbentuk bulat dan berklaster yang sangat berbahaya ... dan mikroba yang cepat menyebar dan berkembang-biak ... dan mikroba lainnya yang menyebabkan banyak terjadinya berbagai penyakit. Dan sudah jelas bahwasannya proses keracunan itu terjadi adanya perkembangan berbagai mikroba yang berbahaya bagi rongga hidung, kemudian sampai ke tenggorokan untuk kemudian terjadi berbagai peradangan dan penyakit, apalagi jika sampai masuk ke peredaran darah!!

Oleh karena itu, disyari'atkan untuk melakukan istinsyaaq (menghirup air ke dalam hidung) sebanyak 3 kali kemudian menyemburkannya (tetap dengan hidung) setiap kali wudhu. Adapun berkumur-kumur itu dimaksudkan untuk menjaga kebersihan mulut dan kerongkongan dari peradangan dan pembusukan pada gusi, serta menjaga gigi dari sisa-sisa makanan yang menempel gigi. Dan sudah terbukti secara ilmiah bahwa 90% orang yang mengalami kerusakan gigi jika saja mereka mau perhatian terhadap kebersihan mulutnya ketika dahulu rusak gigi-gigi mereka, dan adanya pembusukan yang terjadi disebabkan oleh makanan dan air liur dan bercampur dalam perut dan menuju ke darah. Dan dari darah itulah kemudian menyebar ke seluruh organ dan kemudian menyebabkan berbagai penyakit.

Dan sungguh, berkumur-kumur akan menyegarkan berbagai organ yang ada di wajah dan menjadi cerah. Dan uji-coba ini belum pernah dikemukakan oleh para dosen olah raga kecuali sedikit. Hal ini karena mereka hanya memperhatikan kepada organ-organ tubuh yang besar. Dan membasuh wajah dan kedua tangan sampai siku, serta kedua kaki memberikan manfaat untuk menghilangkan debu-debu dan berbagai bakteri, apalagi dengan membersihkan badan dari keringat dan kotoran lainnya yang keluar melalui kulit.

Dan juga, sudah terbukti secara ilmiah tidak akan menyerang kulit manusia kecuali apabila kadar kebersihan kulitnya rendah. Sebab manusia apabila lama beraktivitas tanpa membasuh anggota badanya, maka kulit akan mengalami berbagai peradangan yang menyerang permukaan kulit, seperti kudis. Dan kudis ini menyerang ujung jari-jari yang sebagian besar tidak dalam keadaan bersih, sehingga masuklah berbagai mikroba ke dalam kulit.

Oleh karena itu, bertumpuk-tumpuknya peradangan sangat mengundang mikroba untuk berkembang-biak dan menyebar. Maka, wudhu' telah mendahului Ilmu Pektrologi modern dan para pakar yang menggunakan karantina sebagai media untuk mengetahui berbagai mikroba dan jamur-jamur yang menyerang kulit orang-orang yang tidak suka dengan kebersihan, dimana kebersihan ini semakna dengan wudhu dan mandi dan dengan uji-coba dan penelitian.

Penelitian dan uji coba ini memberikan manfaat yang lain:

Bahwa kedua tangan banyak membawa mikroba yang terkadang berpindah ke mulut atau hidung apabila tidak dibasuh. Oleh karena itu, sangat ditekankan untuk membersihkan kedua tangan terlebih dahulu sebelum melakukan wudhu'. Dan ini menambah jelas kepada kita sabda Rasulullah:

(( إذا استيقظ أحدكم من نوميه فلا يغمس يده في الإناء حتى يغسلها ثلاثا ))

Apabila salah seorang diantara kalian bangun dari tudir, maka janganlah mencelupkan kedua tangannya ke bejana (tempat air) sebelum mencucinya terlebih dahulu tiga kali.


Dan sudah terbukti juga bahwa peredaran darah pada organ tangan bagian atas dan lengan bawah serta organ-organ bagian bawah seperti kedua kaki dan kedua betis adalah organ-organ yang paling lemah dibandingkan organ tubuh lainnya karena jauhnya dari pusat peredaran darah, jantung. Maka apabila kita membasuhnya diserta menggosoknya, maka akan menguatkan peredaran darah pada organ-organ tersebut sehingga membantu kita menambah tenaga dan vitalitas. Dan dari itu semua, maka terketahuilah mukjizat disyari'atkannya wudhu' di dalam Islam.

Sumber: Al-I'jaaz Al-Ilmiy fii Al-Islam wa Al-Sunnah Al-Nabawiyah

Muhammad Kamil Abd Al-Shomad

Dr. Ahmad Syauqy Ibrahim, Anggota Ikatan Dokter Kerajaan Arab Saudi di London dan Penasihat Penderita Penyakit Dalam dan Penyakit Jantung mengatakan, "Para Pakar sampai berkesimpulan bahwa mencelupkan anggota tubuh ke dalam air akan bisa mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi kekejangan menjadi rileks syaraf-syaraf dan otot, hilangnya kenaikan detak jantung dan nyeri-nyeri otot, kecemasan, dan insomnia (susah tidur)". Hal ini dikuatkan oleh salah seorang pakar dari Amerika dengan ucapannya, "Air mengandung kekuatan magis, bahkan membasuhkan air ke wajah dan kedua tangan -yang dimaksud adalah aktivitas wudhu'- adalah cara yang paling efektif untuk relaksasi (menjadikan badan rileks) dan menghilangkan tensi tinggi (emosi).

Sungguh, Maha Suci Allah Yang Maha Agung قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((من توضأ فأحسن الوضوء خرجت خطاياه من جسده حتى تخرج من تحت أظفاره )) رواه مسلم. وقال أيضا: ((إن أمتي يدعون يوم القيامة غرا محجلين من آثار الوضوء، فمن استطاع منكم أن يطيل غرته فليفعل )) متفق عليه.

Kamis, 21 Januari 2010

10 hal yang Mendatangkan Kecintaan Allah

Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi wa man tabi’ahum bi ihsaanin ilaa yaumid diin.

Saudaraku, sungguh setiap orang pasti ingin mendapatkan kecintaan Allah. Lalu bagaimanakah cara cara untuk mendapatkan kecintaan tersebut. Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan beberapa hal untuk mendapatkan maksud tadi dalam kitab beliau Madarijus Salikin.

Pertama, membaca Al Qur’an dengan merenungi dan memahami maknanya. Hal ini bisa dilakukan sebagaimana seseorang memahami sebuah buku yaitu dia menghafal dan harus mendapat penjelasan terhadap isi buku tersebut. Ini semua dilakukan untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh si penulis buku. [Maka begitu pula yang dapat dilakukan terhadap Al Qur’an,...

Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan ibadah yang sunnah, setelah mengerjakan ibadah yang wajib. Dengan inilah seseorang akan mencapai tingkat yang lebih mulia yaitu menjadi orang yang mendapatkan kecintaan Allah dan bukan hanya sekedar menjadi seorang pecinta.

Ketiga, terus-menerus mengingat Allah dalam setiap keadaan, baik dengan hati dan lisan atau dengan amalan dan keadaan dirinya. Ingatlah, kecintaan pada Allah akan diperoleh sekadar dengan keadaan dzikir kepada-Nya.

Keempat, lebih mendahulukan kecintaan pada Allah daripada kecintaan pada dirinya sendiri ketika dia dikuasai hawa nafsunya. Begitu pula dia selalu ingin meningkatkan kecintaan kepada-Nya, walaupun harus menempuh berbagai kesulitan.

Kelima, merenungi, memperhatikan dan mengenal kebesaran nama dan sifat Allah. Begitu pula hatinya selalu berusaha memikirkan nama dan sifat Allah tersebut berulang kali. Barangsiapa mengenal Allah dengan benar melalui nama, sifat dan perbuatan-Nya, maka dia pasti mencintai Allah. Oleh karena itu, mu’athilah, fir’auniyah, jahmiyah (yang kesemuanya keliru dalam memahami nama dan sifat Allah), jalan mereka dalam mengenal Allah telah terputus (karena mereka menolak nama dan sifat Allah tersebut).

Keenam, memperhatikan kebaikan, nikmat dan karunia Allah yang telah Dia berikan kepada kita, baik nikmat lahir maupun batin. Inilah faktor yang mendorong untuk mencintai-Nya.

Ketujuh, -inilah yang begitu istimewa- yaitu menghadirkan hati secara keseluruhan tatkala melakukan ketaatan kepada Allah dengan merenungkan makna yang terkandung di dalamnya.

Kedelapan, menyendiri dengan Allah di saat Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir untuk beribadah dan bermunajat kepada-Nya serta membaca kalam-Nya (Al Qur’an). Kemudian mengakhirinya dengan istighfar dan taubat kepada-Nya.

Kesembilan, duduk bersama orang-orang yang mencintai Allah dan bersama para shidiqin. Kemudian memetik perkataan mereka yang seperti buah yang begitu nikmat. Kemudian dia pun tidaklah mengeluarkan kata-kata kecuali apabila jelas maslahatnya dan diketahui bahwa dengan perkataan tersebut akan menambah kemanfaatan baginya dan juga bagi orang lain.

Kesepuluh, menjauhi segala sebab yang dapat mengahalangi antara dirinya dan Allah Ta’ala.

Semoga kita senantiasa mendapatkan kecintaan Allah, itulah yang seharusnya dicari setiap hamba dalam setiap detak jantung dan setiap nafasnya.

Ibnul Qayyim mengatakan bahwa kunci untuk mendapatkan itu semua adalah dengan mempersiapkan jiwa (hati) dan membuka mata hati.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallalahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Sumber: Madaarijus Saalikin, 3/ 16-17, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, terbitan Darul Hadits Al Qohiroh

Jumat, 15 Januari 2010

Al Qur'an Mobile...

ada postingan baru nih...
Tadaaaaaa....
Al Qur’an mobile, yakni Al Qur'an yg bisa di baca di HP. Walaupun sudah ada operator telekomunikasi yang telah membundling Al quran di HP tertentu, tapi tidak ada salahnya jika kita ikut-ikutan pasang di HP kita. So kita akan semakin mudah untuk bertadarus bahkan menghapal ayat-ayat Allah diwaktu senggang kita.

Disisi lain Al Qur'an ini juga telah dilengkapi dengan fasilitas menyimpan halaman yang telah kita baca, sehingga kita dapat meneruskan lagi tanpa membuka halaman dari awal.

Berikut ini daftar file yang bisa didownload.

Palm:

Pocket PC (Beta version)

SmartPhone 2002

Symbian S60

Nokia 9500 dan 9300 Series

Symbian UIQ

Symbian S90

JAVA MIDP 2.0

BlackBerry

Nah selain aplikasi untuk HP tersebut, berikut juga aplikasi lain yang mungkin dapat bermanfaat bagi kita sebagai salah satu software pelengkap di komputer

Al Qur'an

Hadits


Ada anda ada aplikasi tambahan yang lain??
Selamat mencoba. ..


Rabu, 13 Januari 2010

Wanita dalam Pandangan Islam

Dalam Islam, wanita bukanlah musuh atau lawan kaum laki-laki. Sebaliknya wanita adalah bagian dari laki-laki demikian pula laki-laki adalah bagian dari wanita, keduanya bersifat saling melengkapi. (QS. Ali Imran (3) : 195)

Dalam Islam tidak pernah dibayangkan adanya pengurangan hak wanita atau penzhaliman wanita demi kepentingan laki-laki karena Islam adalah syariat yang diturunkan untuk laki-laki dan perempuan. Akan tetapi ada beberapa pemikiran keliru tentang wanita yang menyelusup ke dalam benak sekelompok umat Islam sehingga mereka senantiasa memiliki persepsi negatif terhadap watak dan peran wanita. Salah satu contohnya adalah perlarangan wanita keluar rumah untuk menuntut ilmu dan mendalami agama dengan alasan ada orang tua dan suami yang yang berhak dan berkewajiban mendidik serta memberikan pelajaran. Akibatnya mereka menghambat wanita dari pancaran ilmu pengetahuan dan memaksanya hidup dalam kegelapan dan kebodohan.

  1. Laki-laki dan wanita dari asal yang sama, QS. An Nisaa’ (4) : 1
  2. Tanggung jawab kemanusiaan seorang wanita, QS. Ali Imran (3) : 195
  3. Pembebasan wanita dari kezhaliman jahiliyah, QS. An Nahl (16) : 58-59
  4. Pembebasan wanita dari pengharaman hal yang baik pada masa jahiliyah. Seringkali wanita diharamkan untuk memakan sesuatu atau memiliki sesuatu. Ketika Islam datang maka pengharaman itu digugurkan, sehingga wanita memperoleh hak yang sama mengenai hal ini, QS. Al An’aam (6) : 139
  5. Pembebasan dari harta warisan dan dalam perkawinan, QS. An Nisaa’ (4) : 19
  6. Pembebasan dari buruknya hubungan keluarga akibat perkawinan. Pada masa jahiliyah, wanita yang telah menikah dengan bapaknya dapat diturunkan kepada anak yang dilahirkannya sehingga akan menimbulkan kerancuan dan kehancuran dalam keluarga namun setelah Islam datang semua itu diharamkan, QS. An Nisaa’ (4) : 22-23
  7. Penegasan tentang karakteristik wanita muslimah
a. Wanita dan pria memiliki peran yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristiknya masing-masing, QS. Al Lail (92) : 1-4
b. Menutup aurat
Bila kita mau merenungi dan mengambil hikmah dari perintah Allah kepada muslimah untuk menutup aurat pada dasarnya adalah menjaga dan melindungi wanita itu dari kemungkinan negatif dari pandangan manusia yang melihatnya serta menjaganya agar dapat aman beraktivitas, QS. An Nur (24) : 31

c. Mendapat balasan yang sama dengan laki-laki di akhirat, QS. Al Hadid (57) : 12

Referensi :
1. Kebebasan Wanita Jilid 1, DR. Yusuf Qordhowi dan Muhammad Al Ghazali
2. Jati Diri Wanita Muslimah, Musthofa Muhammad Thahhan

Sabtu, 09 Januari 2010

Siapakah Ahlulbayt surat Al-Ahzab ayat 33??

Perbedaan penafsiran terhadap Al-Qur’an nampaknya menjadi sebuah keniscayaan di zaman ini. Antara mufassir yang satu dengan mufassir yang lain, sering kali terjadi perbedaan penafsiran atas suatu ayat Al-Qur’an tertentu. Termasuk perbedaan penafsiran terhadap surat Al-Ahzab ayat 33 tentang siapakah Ahlulbayt yang dimaksud dalam ayat tersebut.

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيراً

dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta’atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS. Al-Ahzab ayat 33)

Masing-masing orang menafsirkannya dengan cara pandang yang berbeda dan dengan metode yang berbeda. Perbedaan cara pandang dan metode yang digunakan itu biasanya menghasilkan kesimpulan yang berbeda.

Adapun beberapa metode penafsirannya ialah tafsir ayat dengan ayat, tafsir ayat dengan hadits, tafsir ayat dengan asbabun nuzul, tafsir ayat dengan ra’yu, dll.

Ada seorang kawan saya yang memiliki gaya diskusi yang sangat aneh, menafsirkan surat Al-Ahzab ayat 33 tersebut dengan metode tafsir ayat dengan ayat.

Mengapa saya katakan gaya diskusinya aneh? Karena saat dia berdiskusi dan kehabisan argumen, sering kali dia menyerang pribadi lawan diskusinya. Tentu segala cara pun ia tempuh untuk menyerang pribadi lawan diskusinya. Biasanya sih banyak orang yang tak tahan berdiskusi dengan dia. Bukan persoalan kalah argumen, tetapi karena tak tahan dirinya dijelek-jelekin.

Kembali ke pendapat kawan saya diatas. Dia berpendapat bahwa kata Ahlulbayt dalam surat Al-Ahzab ayat 33 tersebut berkenaan dengan istri-istri Nabi saja. Pendapat dia ini berdasarkan ayat Al-Qur’an yang lain yang juga berbicara tentang Ahlulbayt, dan kata ahlulbayt disitu berbicara tentang perempuan.

Ambil contoh dalam surat Hud ayat 72-73, Allah berfirman:

قَالَتْ يَا وَيْلَتَى أَأَلِدُ وَأَنَاْ عَجُوزٌ وَهَـذَا بَعْلِي شَيْخاً إِنَّ هَـذَا لَشَيْءٌ عَجِيبٌ

قَالُواْ أَتَعْجَبِينَ مِنْ أَمْرِ اللّهِ رَحْمَتُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ إِنَّهُ حَمِيدٌ مَّجِيدٌ

Isterinya berkata: “Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh.”

Para malaikat itu berkata: “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.”

Kata Ahlulbayt dalam ayat diatas, menurutnya, berbicara soal istri dari Ibrahim.

Demikian pula dalam surat Al-Qashash ayat 12:

وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ الْمَرَاضِعَ مِن قَبْلُ فَقَالَتْ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى أَهْلِ بَيْتٍ يَكْفُلُونَهُ لَكُمْ وَهُمْ لَهُ نَاصِحُونَ

dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: “Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?”.

Setelah ia hadapkan surat Al-Ahzab ayat 33 dengan kedua ayat diatas, kemudian dia mengambil sebuah kesimpulan bahwa Ahlulbayt yang terdapat dalam surat Al-Ahzab ayat 33 tersebut ditujukan ke perempuan dalam hal ini ialah istri-istri Nabi.

Sebuah Tanggapan

Saya tergerak untuk sekedar menanggapi pendapat kawan saya tadi. Semoga tanggapan ini tidak dimaknai sebagai sikap merasa diri paling benar sendiri. Apa yang saya lakukan ini hanyalah sebuah usaha untuk memahami dan memaknai ayat-ayat Al-Qur’an.

Metode yang digunakan oleh beliau tidaklah salah. Tetapi, menurut saya, proses penafsirannya yang masih cacat. Ada hal yang sama sekali tidak ia singgung, salah satunya ialah persoalan penggunaan kata ganti.

Mari kita simak Surat Al-Ahzab tersebut dari ayat 30-34.

Mulai dari Surat-Ahzab ayat 30-34 memang Allah berbicara soal istri-istri Nabi. Tetapi jika kita jeli, dalam surat Al-Ahzab ayat 33 itu sebetulnya terdiri dari dua kalimat:

1. dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahuludan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta’atilah Allah dan Rasul-Nya.

2. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

Pada kalimat yang pertama, Allah berbicara dengan menggunakan kata ganti jamak perempuan.

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ

wa qarna fii buyutikunna. Dan hendaknya kamu (perempuan) tetap dirumahmu (perempuan).

Tetapi pada kalimat yang kedua, Allah berbicara dengan menggunakan kata ganti jamak laki-laki perempuan:

إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرا

Innamaa Yuriidullaahu Liyudzhiba ’Ankumurrijsa AhlalbaytiWayuthahhirakum Tathhiiraa. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

Antara kalimat pertama dan kedua, terdapat perbedaan penggunakan kata ganti. Kalimat pertama menggunakan kata ganti “kunna” sedangkan kalimat kedua menggunakan kata ganti “kum”.

Jika kita hadapkan ini pada pendapat kawan saya diatas bahwa surat Al-Ahzab ayat 33 itu turun kepada perempuan, maka tidak sepenuhnya benar. Karena dalam surat Al-Ahzab ayat 33 tersebut ada kalimat yang menggunakan kata ganti laki-laki perempuan.

JADI ANGGAPAN BAHWA SURAT AL-AHZAB AYAT 33 YANG BERBICARA TENTANG AHLULBAYT ITU TURUN KEPADA PEREMPUAN ATAU ISTRI-ISTRI NABI, MAKA SUDAH DAPAT DIPASTIKAN ITU MENGADA-NGADA…ALIAS NGAWUR…

Saya menggunakan pendekatan bahasa terlebih dahulu untuk menafsirkan surat Al-Ahzab ayat 33 tersebut. Selain itu, saya juga menggunakan metode lain untuk mengetahuai siapakah Ahlulbayt yang dimaksud dalam ayat tersebut.

Bagi saya, ayat “Innamaa Yuriidullaahu Liyudzhiba ’Ankumurrijsa Ahlalbayti Wayuthahhirakum Tathhiiraa.” (QS Al Ahzab 33) adalah ayat yang turun sendiri terpisah dari ayat sebelum maupun sesudahnya. Apa alasannya?

Saya menggunakan metode penafsiran ayat dengan asbabun nuzul yang itu ada dalam kitab-kitab hadits standar Ahlulsunnah.

Dalam Sunan Tirmidzi hadis no 3205 dalam Shahih Sunan Tirmidzi Syaikh Al Albani

عن عمر بن أبي سلمة ربيب النبي صلى الله عليه و سلم قال لما نزلت هذه الآية على النبي صلى الله عليه و سلم { إنما يريد الله ليذهب عنكم الرجس أهل البيت ويطهركم تطهيرا } في بيت أم سلمة فدعا فاطمة و حسنا و حسينا فجللهم بكساء و علي خلف ظهره فجللهم بكساء ثم قال اللهم هؤلاء أهل بيتي فأذهب عنهم الرجس وطهرهم تطهيرا قالت أم سلمة وأنا معهم يا نبي الله ؟ قال أنت على مكانك وأنت على خير

Dari Umar bin Abi Salamah, anak tiri Nabi SAW yang berkata “Ayat ini turun kepada Nabi SAW {Sesungguhnya Allah berkehendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan menyucikanmu sesuci-sucinya.} di rumah Ummu Salamah, kemudian Nabi SAW memanggil Fatimah, Hasan dan Husain dan menutup Mereka dengan kain dan Ali berada di belakang Nabi SAW, Beliau juga menutupinya dengan kain. Kemudian Beliau SAW berkata “ Ya Allah Merekalah Ahlul BaitKu maka hilangkanlah dosa dari mereka dan sucikanlah Mereka sesuci-sucinya. Ummu Salamah berkata “Apakah Aku bersama Mereka, Ya Nabi Allah?. Beliau berkata “Kamu tetap pada kedudukanmu sendiri dan kamu dalam kebaikan”.


Jadi jelaslah sudah bahwa kata Ahlulbayt dalam surat Al-Ahzab ayat 33 itu merujuk kepada Ali, Fathimah, Hasan, dan Husain. Anggapan bahwa Ahlulbayt dalam ayat tersebut itu turun kepada perempuan atau istri-istri Nabi, maka itu adalah anggapan yang teramat sangat ngawurnya.

Semoga Allah menjauhkan diri kita dari berbagai macam kengawuran seperti itu.

Wallahu a’lam.